0 com

Kontrakan baru

So guys, setelah blogging dari 2009 akhirnya aku memutuskan untuk membuat blog baru, yang isinya lebih serius daripada blog ini. Ga serius-serius banget ding, tapi paling ga, ga main-main kaya blog ini, yang ngocehnya seenak udel. Platform yang ta pilih tumblr. Karena kayanya platform yang layoutingnya paling oke ya tumblr. Dulu pernah berkali-kali punya tumblr, tapi ya cuma buat mainan doang. Sekarang dituntut untuk sering nulis yang serius-serius, jadi bikin deh tumblr itu buat latian nulis serius. Blog ini ga ditinggal kok. Kalo pengen nulis yang ga serius-serius ya nulisnya di blog ini. Kontennya mungkin ga jauh-jauh dari musik. Aku kan sotoy kalo soal musik-musik. Jadi sotoy nya di seriusin dikit haha. Monggo di visit, di follow juga, di share juga makasih. ini nih alamatnya



ciye ada foto mukanya~~ tumben~~

*ps : stxlxn bacanya bukan stalin ya
4 com

Qhalapue


CDs : Coldplay - Ghost Stories; Polyester Embassy - Fake/Faker ; Elephant Kind - Scenarios, A Short Film EP ; Bedchamber - Perennial EP ; Tropical Thrust - Self Titled

Cassettes : Norah Jones - Feels Like Home ; Norah Jones - Come Away with Me ; The Kooks - Konk ; Nirvana - From The Muddy Banks of the Whiskah ; Bloc Party - Silent Alarm ; Mew - Frengers ; Fall Out Boy - From Under the Cork Tree ; Coldplay - X&Y ; The Strokes - Room on Fire



Bulan Desember ini kalap sekali beli 9 kaset dan 5 CD (bakal ketambahan 2 lagi bakal dikasih CD, yay). Gapapalah nyenang-nyenengin hari ulang tahun haha. Oiya sekarang aku nulisnya di 10 menit sebelum tahun baru. Tahun 2015 besok ada hal baru. Tunggu aja di post berikutnya. 

Happy new year, pals!


1 com

Life Updates

It's June! Berarti saatnya untuk melihat resolusi yang dibuat di awal tahun dan memeriksa berapa jumlah rencana yang sudah terlaksana sampai tengah tahun ini. Ternyata belum banyak rencana yang terlaksana. Terlalu banyak bahkan. Yah, tapi kayanya itu bukan masalah yang besar karena walaupun baru sedikit rencana yang terlaksana, paling tidak rencana-rencana tersebut merupakan rencana-rencana yang besar. Major plans of 2014. Salah satu rencana besar 2014 adalah menjalani internship dalam rangka memenuhi kewajiban akademis dari Kampus.

Sekitar tanggal 10 Februari yang lalu, aku tiba-tiba mendapat telepon dari sebuah agensi periklanan multinasional yang menurutku keren yaitu Lowe yang minta aku dateng tanggal 17 untuk menjalani internship hari pertama. Whoa, waktu itu langsung teriak kaget karena excited dan nervous pada saat yang bersamaan. Excited karena akhirnya bisa menjalani internship setelah beberapa bulan menunda dan nervous karena 17 Februari adalah seminggu setelah aku di telepon dan aku belum ada persiapan apa-apa mulai dari kebutuhan, dimana nanti bakalan tinggal selama tiga bulan, tiket kereta api apalagi tanggal 15 februari aku juga harus menghadiri pernikahan kakak sepupu. Boom hectic ke sana sini ngurus apapun yang harus diurus.

Waktu akhirnya meninggalkan Jogja untuk 3 bulan ke depan, perasaannya agak sedih juga sih karena baru pertama kali ini pergi jauh selama 3 bulan all by myself~ (Dulu pernah sih pergi lebih jauh, tapi cuma 3 minggu. Itupun bareng sama banyak temen) apalagi waktu itu Jogja lagi diselimuti abu vulkanik letusan gunung Kelud. Phew. Akhirnya berangkat juga ke Jakarta. Istilah "Jakarta keras" akhirnya benar-benar kerasa ketika kereta menuju stasiun duren sawit, tempat aku dijemput oleh salah satu kerabat, dilempari batu besar sampai kaca kereta pecah. What the hell. Belum ada sehari lho padahal hiks.

Seminggu awal magang itu salah satu minggu terberat di kegiatan internship ini. Kegiatan internship di kantornya sih menyenangkan. Menyenangkan banget bahkan. Karena aku ketemu sama 9 orang lain yang sama-sama mengikuti program internship di Lowe, lingkungan kerja yang menyenangkan, dikelilingi orang-orang kreatif, dsb. Sebenernya kerasa berat karena waktu itu aku masih numpang di tempat kerabat yang lokasinya di Jakarta Timur sedangkan aku internship di daerah blok M, Jakarta Selatan. Nggak punya transportasi pribadi, jadi harus naik angkutan publik. Karena macetnya keterlaluan, perjalanan yang harus ditempuh adalah 3 jam. Oh God Why.. As comparison di Jogja 3 jam itu udah bisa sampai ke pantai Sadranan yang jaraknya lumayan jauh. Pokoknya minggu awal itu stres karena waktu abis di jalan. Dan akhirnya di minggu kedua aku memutuskan untuk cari kos-kosan di sekitaran kantor, jadi kalo mau kekantor tinggal jalan kaki. Dapet. And everything went better than expected ^^ (Btw kayanya aku turun sekitar 6 kg karena tiap hari harus jalan sekitar 1 km PP selama tiga bulan haha).

Banyak dari kegiatan selama internship yang menyenangkan, namun ada juga yang tidak menyenangkan. Mungkin aku nggak bakal cerita banyak tentang kegiatan internship disana, tapi mungkin lebih ke tempat/pengalaman menarik yang aku temukan selama internship. Salah satu temuan menarik ku di sana adalah pasar musik yang ada di Blok M Square, yang lokasinya sangat dekat dengan kantor. Tinggal menyeberang jalan lalu berjalan sekitar 200 meter. Ada apa aja di pasar musik? LOTS OF RECORDS! Mulai dari CD yang bikin aku kegirangan kaya anak kecil yang dapet permen, Kaset sampai vinyl yang bikin aku amazed karena jumlahnya yang sangat banyak dan beragam. Setiap weekend, pasti aku main ke Blok M Square, entah itu untuk beli CD atau kaset (aku ga beli vinyl karena kayanya bakal boros) atau cuma lihat-lihat. Salah satu hiburan yang menyenangkan setelah 5 hari menghadapi banyaknya pekerjaan dan deadline. Harga CD yang dijual disana pun masuk akal. Rata-rata harganya 30-50 ribu untuk rilisan lokal, dan 50-100 ribu untuk CD impor. Banyak juga CD secondhand yang membuat harganya jauh lebih murah lagi. Wah habis-habisan pokoknya disana. Aku sampe dapet 9 CD dan 6 kaset selama tiga bulan hehe gapapa lah, pake uang hasil kerja juga. Nggak cuma jalan-jalan dan beli CD dan kaset, kegiatan menyenangkan disana salah satunya adalah mengobrol dengan para penjualnya. Ada penjual yang pengetahuan musiknya sangat luas dan ngasih referensi macem-macem ke aku sampe aku 'oke nyerah, gatau semua referensi yang dikasih', ada juga yang ramah ngajak ngobrol tentang pengalaman berjualan disana yang berujung dikasih diskon waktu beli kaset, dan banyak yang lainnya. Seru maksimal pokoknya. Kalo penggemar rilisan fisik musik, wajib nyobain main-main ke Pasar Musik Blok M Square.

Tempat seru lagi di daerah Blok M adalah Soto daging deket terminal. Yak tempat makan jadi tempat yang menarik karena sebagai anak kos, makan adalah permasalahan yang cukup pelik. Selain harus cari yang murah supaya bisa menekan biaya hidup, harus cari juga yang bergizi biar ga gampang atit uwuw. Nah salah satu tempat yang memenuhi kriteria itu adalah Soto daging deket terminal. Gatau nama tempatnya atau nama Bapaknya yang jual siapa, yang pasti tempat itu adalah salah satu tempat makan favorit di blok M. Hal pertama yang membuat tempat itu jadi favorit adalah harganya. Soto daging/paru/campur 15 ribu rupiah (termasuk murah), selain itu Bapaknya juga jual nasi rames. Nasi rames pake ayam 10 ribu rupiah. Biasa aja ya? No. Di tempat ini boleh ambil kerupuk sepuasnya gratis. Dapet gratis pisang juga sebagai pencuci mulut. We talked about Jakarta mate, 10 ribu termasuk murah loh.

Alasan kedua, Bapaknya yang jual ini ramah banget dan punya selera humor yang bagus. Pernah nih waktu jam makan siang makan disana bareng temen-temen internship. Tiba-tiba ada pengamen bergitar putih datang. Bapak penjual soto langsung bilang "Wah, suara emas ini!". Kami yang lagi makan mendadak tertarik dan memperhatikan si pengamen dengan seksama. Pengamen itu mulai memainkan gitarnya dengan tempo lumayan cepat. Wah sepertinya pengamen ini bakal nyanyi lagu rock. Kami semakin seksama memperhatikan pengamen itu selama dua menit sampai akhirnya pengamen itu menghentikan "genjrengan" gitarnya, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Nggak nyanyi sama sekali. Kampret. Kami semua ngakak nggak berhenti. Si Bapak soto ini udah tau pengamen bergitar putih itu kalo ngamen ga pernah nyanyi. Kena dikerjain kami semua. Dan alasan ketiga, tempat ini adalah tempat makan banyak orang dengan strata sosial yang berbeda-beda. Sering karyawan kantor di sekitar berbaur dengan pedagang asongan di tempat yang sama untuk makan. Terkadang kami justru mendengar percakapan sederhana dari para pedagang asongan, satpam, pengamen, dsb. Menurutku percakapan mereka lebih menarik untuk didengar daripada orang-orang kaya yang makan ditempat mahal, yang isinya cuma nge-gosip sambil memegang gadgetnya masing-masing.

Akhirnya hari untuk pulang ke Jogja datang juga. Tanggal 19 Mei aku pulang setelah berpamitan dengan banyak teman yang sangat membantu selama aku di Ibukota. Walaupun senang karena akhirnya pulang, ada sedikit perasaan sedih juga karena harus berpisah sama banyak teman baru ataupun lama selama di Jakarta. Tanpa sadar aku dan banyak teman di Jakarta ini menjadi kompak karena merasa sepenanggungan. Banyak dari kami adalah perantauan (Walaupun aku itungannya bukan perantau karena cuma 3 bulan) sehingga kita merasa nasib kami kurang lebih sama jadi harus kompak satu sama lain.

 
*My Internship mates*

*Pemandangan tiap hari di kantor* 


So yeah, I'm finally here, writing my stories :)


1 com

Music at It's Best : The Lost Romance

Di sabtu sore yang sendu karena hujan yang tidak kunjung berhenti di ibukota, Aku cuma bisa duduk duduk di depan televisi karena ga bisa kemana-mana (padahal waktu itu rencananya mau main ketempat temen yang sama-sama ngerantau di ibukota hiks). Salah satu hal yang menarik perhatianku  di televisi saat itu adalah NET TV. Maklumlah selama ini belum pernah lihat NET TV langsung di televisi karena jangkauan siarannya yang ga sampai Jogja. Biasanya selama ini cuma nonton di youtube, itupun hanya di acara Music everywhere karena guest star dan konsepnya yang lumayan bagus untuk ukuran TV Lokal. Sewaktu seharian menikmati NET TV ini, perhatianku tercuri sama acara yang bakal tayang malam itu pukul 20.00 yaitu, The Beatles Grammys Tribute. Wah ini acara ga boleh terlewatkan. Banyak artist yang bakal menyanyikan lagu-lagu The Beatles menurut Interpretasi mereka. Sebenernya yang cukup mencuri fokus saat itu adalah ketika ada cuplikan Katy Perry menyanyikan lagu “Yesterday”. Dia menyanyi dengan suara yang biasa-biasa aja, tapi penghayatannya luar biasa sampai bikin merinding padahal baru lihat iklannya.

Jam 8 Malem akhirnya standby didepan TV bareng sama Saudara yang sedang mengerjakan pekerjaannya (He’s a fan of the beatles too). Mulailah banyak artist itu menyanyikan lagu-lagu andalan The Beatles dari Yesterday, Let it Be, In My Life, dan lain sebagainya. Artistnya juga banyak dari Katy Perry, John Mayer sama Keith Urban, Ed Sheeran, Dave Grohl dan bahkan Paul McCartney sama Ringo Star juga ikut naik panggung. Sejarah the Beatles pun juga dibahas mulai dari asal keluarga dan kelahiran personel the Beatles hingga kedatangan Beatles pertamakali ke Amerika yang katanya mengubah Amerika.  Cukup merinding lihat documentary nya karena waktu The Beatles konser pertamakali di Amerika, semua penonton histeris bahkan sampai hampir mengalahkan Musicnya The Beatles. Orang-orang yang datang di konser itu dan masih hidup pun memberi kesaksian dan mereka mengatakan bahwa hari itu adalah The Best day Ever.

Tapi ada satu hal lagi yang bikin aku merinding sekaligus galau pada saat bersamaan selain ngelihat Katy Perry nyanyi lagu Yesterday dengan bagusnya. Dave Grohl, My Twin, memberikan Speech didepan panggung. Dia mengatakan bahwa lagu terbaik The Beatles adalah Hey Bulldog. Lagu itu memperkenalkan Dave Grohl untuk pertamakalinya pada Rock n Roll dan mengubah hidupnya. Dia bahkan mengatakan pula bahwa jika lagu itu tidak ada, mungkin dia saat ini ga akan bermain musik. Anaknya pun dia jejali dengan lagu-lagu The Beatles dan sekarang jadi big fan nya The Beatles. Saat itulah aku bener-bener tertohok dan tanpa alasan terharu banget. Cuma gara-gara dia bilang gitu doang aku bisa kepikiran sampai berjam-jam dan wondering gimana kalo aku hidup pada jaman itu.

Mengapa aku wondering hidup pada jaman itu? Karena aku ngecompare langsung kehidupan jaman dalu dengan kehidupan jaman sekarang. Emang faktanya teknologi dan internet telah mengubah kehidupan termasuk dalam dunia musik. Orang jaman sekarang dengan mudahnya mendapatkan referensi musik yang mereka butuhkan dan pilihan genre musik pun jadi semakin beragam sehingga kita bisa memilih apa yang kita suka dan tidak. Bandingkan dengan jaman dulu. Orang harus pergi ke records store untuk membeli piringan hitam dengan pilihan yang terbatas. Tapi itu hanya berlaku untuk orang yang berduit.  Kalo orang yang ga berduit biasanya cuma dateng ke record store untuk melihat-lihat atau mendengarkan musik yang saat itu disetel atau mungkin berkumpul bersama untuk mendengarkan radio karena mungkin saat itu belum semua orang memiliki radio. Bahkan mungkin aja ada anak-anak jaman dulu yang diusir dari record store karena Cuma dateng tapi ga beli? Mungkin aja kan. Orang jaman dulu sangat susah untuk mendapatkan akses dalam menikmati musik dan hal itu berbeda banget sama orang jaman sekarang. Enak yang mana? Mungkin emang lebih enak jaman sekarang secara akses dan opsi. Tapi lebih enak jaman dulu ketika kita berbicara tentang romansa dalam menikmati musik. Kayanya orang jaman sekarang plain-plain aja ketika men-download musik yang mereka suka. Ga ada nikmatnya sama sekali. Orang jaman dulu harus berjuang untuk bisa menikmati musik, misal menabung biar bisa dapet musik yang mereka pengen. Dan karena usaha untuk menikmati musik itu sangat keras, orang jadi lebih menghargai musik sebagai bagian dari dirinya rather than sebagai media untuk mendapatkan hiburan. Romansa kaya gitu sekarang udah mulai hilang dan seriusan hal itu bikin sedih.

Satu hal lagi yang bikin sedih adalah, ketika kita ingin merasakan romansa yang sama dengan orang jaman dulu dengan membeli records misalnya, kita justru mendapatkan banyak kesulitan karena industri records sudah mulai tergeser dengan industri digital. Bahkan, Aquarius, salah satu toko musik terbesar di Indonesia terpaksa tutup dan membuat banyak orang yang mempunyai kenangan indah dengan Aquarius sangat bersedih. Katanya, jaman dulu ketika Aquarius masih berjaya, mempunyai album yang bisa dijual di tempat itu merupakan hal yang tidak ternilai harganya karena bisa bersanding dengan band-band mancanegara lainnya. Sekarang di iTunes misalnya, bersanding dengan band-band mancanegara lain sepertinya tidak se heboh saat itu.

Aku adalah salah satu orang yang pengen merasakan romansa seperti itu dan yang aku lakukan adalah membeli CD dari uang yang aku kumpulkan. Dari situ aku mulai merasa bahwa menikmati musik melalui rilisan fisik lebih terasa menyenangkan karena kita tidak hanya bisa mendengar musik tetapi juga bisa melihat dan menyentuh musik.  Dan aku selalu excited ketika masuk ke toko yang menjual rilisan fisik. Mungkin dengan cara membeli rilisan fisik kita bisa merasakan romansa yang mirip dengan orang jaman dulu, walaupun ga sepenuhnya rasanya sama.